Ayo Kunjungi!^^

Sabtu, 17 Januari 2015

Dzalim-kah Aku?

Ini mungkin agak konyol atau nggak penting atau ngapain dibahas, perlukah? hehe
Ini hanya sekelumit cerita dari bagian - bagian cerita lain yang terbingkai selama satu semester di Jogja. Ceritanya begini, pas dulu di Aliyah guru TIK-ku pernah bilang, "Di rantau nanti tetap pertahankan bahasa Banyumas, meski bagaimanapun orang akan berkata."
Alhasil, kebawa deh. hihihi...
Di kampus ataupun di kos kalau lagi ngobrol sama temen aku lebih sering ngomong pakai Banyumasan walaupun teman bicaranya itu orang Sunda, Madura, Sumatra, Kalimantan, dan lainnya seantero jagad, haha nggak ding. Pokoknya nggak pedulilah mereka mau mudeng apa nggak yang penting aku tetap kekeuh pakai bahasa Ngapak Banyumasan, hehehe
Sekali ngapak, tetap ngapak!

Respon teman - teman pun ada yang ketawa, bingung, bahkan kesal karena nggak nyambung sama maksudnya. Dan akhirnya, suatu ketika di kos ada Mbak yang lagi ngobrol Sundaan, trus ngajak ngobrol aku juga, cuma mudeng dari nadanya, kayaknya sih kalimat tanya, ya sudahlah dengan polosnya aku hanya menjawab "Artinya silahkan lihat di bawah ini." #Tepok jiddat tetangga

Tapi kata Pak Guru di SD dulu, katanya kalau bicara sama orang harus dengan bahasa yang sama - sama dimengerti. Jadi, harus bagaimanakah aku? Dzalim kah aku selama ini? Mau ikut yang mana ini? Atau besok ganti jawaban aja kali ya???
"Subtitle bisa didownload di ngapakbanyumasan.com"

:D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kawan, mohon komentar santunnya, untuk perbaikan ke depan ^^