Ayo Kunjungi!^^

Minggu, 21 Juni 2015

Semuanya Tentang Hati (Sebuah Refleksi)



                “Kenapa kamu keluar?”
                “Berarti kamu lari dari dakwah!”
                Deg. Sebuah pertanyaan dan pernyataan yang menurutku cukup menohok. Ketika itu aku menjawab dengan penuh percaya diri dan ego yang tinggi. Emosi dan merasa benar sendiri.
                Dakwah? Apa yang ku tahu tentang dakwah? Kenapa aku dianggap melarikan diri?Ah, terlalu berat kata – kata itu.
Tapi, agaknya benar kata – kata itu. Aku telah lari. Kabur lebih tepatnya.

                Menyimpulkan apa yang disampaikan Mbak Fikha dan beberapa teman di Mabit beberapa waktu yang lalu, bahwa sesungguhnya semuanya tentang hati. Apakah hati kita sudah tertaut dengan keindahan dan kemuliaan dakwah ataukah kita hanya ikut – ikutan lantas lepas tangan dan memandang mereka yang masih pacaran, belum memakai rok, masih berkerudung minimalis sebagai orang yang hina dina?
                Kalau hati kita sudah tertaut dengan ruh dakwah, tentu kita tidak akan meninggalkan teman – teman kita, kita harusnya tetap bertahan walau sesulit apapun rintangan yang harus dilalui, apakah itu dari orang lain ataupun dari diri kita sendiri yang lalai.
                “Islam itu indah, Islam itu cinta.” Kata Mas Gagah di KMGP.
                Ya. Islam itu indah. Jangan malah meninggalkan dan membuat orang awam memandang Islam itu jelek. Belajar bertahan. Karena semua itu proses. Memang kamu kerudungan dari kecil? Kamu pakai rok dari kecil? Memang kamu sudah baik? Yakin pasti masuk Syurga, Lel?
                Tidak usah memandang diri sebagai yang paling baik. Toh apa bagusnya kalau berjilbab tapi suka menghujat? Bukankah jilbab itu untuk melindungi dan memuliakan diri muslimah?
                Jangan sok dengan jilbab lebar jika tsaqofah Islamnya masih dangkal, pun kalau sudah mendalam juga jangan.
                Jangan bangga dengan jilbab lebar kalau diri sebenarnya kosong, pun kalau ruhani terisi juga jangan sombong.
                Tugas kita sekarang bukan menghujat. Dan bukan berarti kita tidak boleh berjilbab ketika diri masih dangkal keIslamannya. Berjilbab adalah kewajiban bagi setiap perempuan muslim. Dan ketika telah berjilbab jangan merasa sudah sempurna Islamnya. Pelajari Islam dengan mendalam dan menyeluruh. Jadi muslimah jangan malas baca, jangan malas ikut kajian karena dari situlah Ilmu berdatangan. Jadi muslimah juga jangan telatan kuliahnya, kuliah yang rajin, jangan ngantukan di kelas, jangan mudah emosi juga. Dan penting juga, muslimah harus bersih, rapi, cekatan, dan disiplin. Karena Allah suka dengan muslim yang rajin, taat, juga menghargai waktu. Berproseslah dengan sebaik – baik proses. Jangan lelet, ya! ;-).
Terakhir, mengutip kata – kata salah seorang Mbak dari pergerakan tetangga, “Kita tidak boleh terwarnai, kitalah yang harus mewarnai.” Yuk, warnai diri dan lingkungan sekitar dengan warna Islam!
                Ingat Islam itu Indah,
                Islam itu Cinta...
               Kalau kau tak setuju pada suatu kebaikan, 
               yang mungkin belum kau pahami,
   kau selalu bisa menghargainya.
   _Pesan Mas Gagah

Fakir Ilmu~Langit^^
Masih di C23, ditulis ulang 3 - 4 Ramadhan 1436
20 – 21 Juni 2015
*Dakwah itu tugas kita semua ;)
Karena Dakwah itu cinta, dan Cinta akan meminta semuanya darimu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kawan, mohon komentar santunnya, untuk perbaikan ke depan ^^