Catatan ini saya tulis beberapa jam setelah pengumuman UN. It's just about my feel. Mungkin kalian juga merasakannya, tapi biarlah. Karena sejatinya kita yang salah, tidak berjuang dengan sebenar-benar perjuangan.
Sesaat setelah nulis catatan ini, saya terhenyak. Nggak berani mendongakkan kepala ke dinding kamar. Kenapa?
Di dinding itu telah terpampang dengan anggun sebait mutiara dari Imam Syafi'i yang saya tulis sendiri. Tersadar diri ini, menjadi bodoh memang mudah, dan menjadi bodoh memang parah yang berdarah-darah. Andai benar-benar mengamalkan petuah itu.
Sempat minder posting tulisan ini, tapi ini sekedar Muhasabah saja ya...., :D
jangan salahkan kunciers jika nilaimu jauh lebih rendah dari mereka, itu hanya karena usaha dan do'amu belum maksimal. SEKOLAH BUKAN MENCARI NILAI.
Ada esensi yang lebih riil daripada deretan nilai di selembar kertas. Walaupun nilai itu tetap bernilai sebagai tolak ukur kemampuan kita secara kognitif, tapi jangan jadikan ia goal terakhir. Fahami bukan hafalkan. Amalkan bukan disimpan.
Jangan sampai nilai tinggi tapi wujuduhu ka 'adamihi. Luruskan niat.
Tetap Semangat Belajar, niatkan Lillah.
#JustMuhasabahespeciallyforme
Sedih? Nelangsa? Marah?
Why?
Buat apa?
Rumput tetangga memang lebih hijau dari yang ada di taman sendiri.
Ngeluh? Buat apa?
Toh ngerjainnya jujur kan.
Nyesel? Buat apa?
Itu hasil kerja keras sendiri.
Mereka? Biarin. Allah lebih tahu mana yang terbaik untuk hamba-Nya.
Ahh. . .apa kau setegar itu, Lel?
Ya. Aku juga tidak tahu. Tapi bagaimanapun, hidup harus tetap melaju. Esok mentari masih akan bersinar. Langit masih biru.
Be strong!
Allah tidak akan pernah membebani melebihi batas mampu hamba-Nya. Ingat, Lel.
Percayalah, sesudah kesulitan pasti ada kemudahan.
Be strong!
Selamat untuk kunciers, dan bersabarlah. Hidup ini berproses. Apa
yang akan didapat esok adalah hasil kombinasi noktah-noktah yang telah
digoreskan hari ini. Bersabarlah. Sekali lagi bersabarlah.
Selamat untuk semua yang masih menggenggam erat kejujuran,
berbahagialah. Karena hidup itu berproses, bersyukurlah Allah memberi
kita proses hidup yang luar biasa dengan cara yang memang sudah
digariskan-Nya. Tetaplah berjalan di koridor-Nya. Langit masih biru.
Tiada beban tanpa pundak, Tuhan tahu kita mampu. Jangan terbelenggu.
Jangan cemburu. Mungkin dengan ini kita tak kan pernah takabur. Mungkin
dengan ini kita kan tahu bersyukur. Hapus deraian yang masih bercucur.
Karena Allah tidak pernah tidur.
Believe. Tomorrow will be better. Be strong! Keep Istiqomah.
Rabb, ampuni daku yang masih saja kufur atas nikmat-Mu.
Maka nikmat Tuhan-Mu yang manakah yang kamu dustakan?
*Muhasabah diri.
Di sudut senja, ketika kejujuran hampir saja limbung ditempa badai.
Entah apa yang saya tulis, setidaknya sedikit lega. Haha
Bumi Allah, 21 Rajab 1435 H/ 21 Mei 2014.
17.05 wik.
0 komentar:
Posting Komentar
Kawan, mohon komentar santunnya, untuk perbaikan ke depan ^^