Pernah punya dua pendapat berbeda yang muncul dari diri sendiri? Yang satu ngajakin baik, yang satu ngajakin malas. Yang ngajakin malas itu akan membuat kita setuju untuk tidak melakukan hal yang seharusnya kita lakukan atau malah menyuruh kita melakukan hal yang menjadi ganti kegiatan awal yang seharusnya, dan kegiatan itu sebenarnya hanya semacam pengalihan agar kita tak produktif dalam hidup.
Aku menyebutnya suara sumbang. Suara yang datang kala aku ingin menulis. Suara yang datang kala aku akan belajar. Suara yang merasuk ketika aku hendak mengetikan sebait kalimat di blog ini. Suara yang menggelayut saat aku ingin memperbaiki diri. Suara yang menahanku untuk tidak berangkat organisasi. Suara yang dengan lembutnya memintaku untuk tidak melangkah keluar kos.
Suara itu membuat malas. Menjangkiti, lama, menusuk.
Inginnya hanya diam utak-atik facebook, makan, tidur. Tanpa membaca, menulis, dan bersosialisasi. Sedang menyamankan diri di zona malas.
Suara sumbang. Membuatku termangu. Tertatih untuk keluar. Terseok untuk mengejar.
Suara sumbang. Menarikku pada pusaran malas. Zona nyaman tapi tak aman.
Suara sumbang. Menyelinap, menggerogoti sense of art, menggunduli inspirasi.
Suara sumbang. Entah darimana aku meyakini bahwa kau ada, dalam sadar, juga bawah sadar.
Memberi andil besar pada diri yang selama beberapa masa -merasa- hanya hidup sebagai penonton.
Aku ingin lepas dari suara sumbang. Bebas. Menggapai mimpi-mimpi dengan SEMANGAT dan Motivasi yang dulu menyala membersamai. Aku ingin lepas dari jeratan mudah mengeluh, mudah katakan uuuh...
Aku ingin berarti, agar adanya aku di bumi tak wujuduhu ka 'adamihi.
Berproses hidup. Berorganisasi. Bersosialisasi. Berpikir kritis. Tidak taklid. Tidak fanatik. Berkarya manfaat.
Suara sumbang, enyahlah kau!
0 komentar:
Posting Komentar
Kawan, mohon komentar santunnya, untuk perbaikan ke depan ^^