Minggu, 08 Februari 2015

Kau! Kalian!

0

Telah begitu lama aku merindukan saat-saat bersama kalian. Hari-hari dimana kalian dengan sabar mau membersamaiku. Masa dimana kalian dengan ikhlas berbagi ceria, pun juga mengikis duka.
Telah lama aku merindu sosok seperti kalian. Yang mau menerimaku apa adanya, bukan ada apanya. Yang mau membagi tawa tanpa harus ditutup-tutupi atau sekedar formalitas belaka.

Terkadang sejenak aku merenung, mengingat masa-masa awal kita dipertemukan. Dipertemukan dalam sebuah lingkaran.Ya, lingkaran yang dikehendaki-Nya. Karena lingkaran itu yang telah menelurkan sebuah jalinan yang teramat kuat. Jalinan yang ku yakini pasti telah Allah gariskan muncul di sepenggal perjalananku.
Mengingat episode itu aku sungguh sangat bersyukur memiliki kalian.
Pun karena kalian jugalah aku tak sendirian. Ketika banyak teman kakak dan adikku bertandang ke rumah, aku hanyalah penonton. Kadang ikut nimbrung, tapi lebih banyak diam. Diamku salah satunya berkelana di area otakku, Kapan ya teman-temanku pada main ke sini? Karena memang sejak SD tak banyak teman yang main ke rumah, hanya beberapa yang memang benar-benar dekat dan nyambung. Mungkin pandangan orang akan begini : Tragis. Ironis. Ndoresani. Temen aja nggak punya!
(Menyedihkan ya? Nggak kok!)
Ku sadari aku bukan orang yang mudah bergaul. Tak pandai merangkai narasi puitis, syahdu, dan estetis. Bukan juga yang sering mentraktir. Mungkin karena public speaking-ku yang pas-pasan, atau karena suara sumbang yang dengan sigap menghadang. Bukan karena aku anti sosial. Aku hanya lebih senang melakukan apa-apa sendiri. Karena bekerja dengan banyak orang kadang hasilnya tak sesuai harapan. Mungkin aku terlalu individualis. Hingga Allah mempertemukanku dengan kalian.
Sudah ku tegaskan di awal, kalian mau menerimaku apa adanya. Termasuk keindividualisanku yang masih saja muncul. Lewat kalian aku mengenal proses, bukan semata berorientasi pada hasil. Walau akhirnya ada saja yang menganggap kalau temanku cuma kalian. Itu salah. Karena kalian bukan temanku. Sahabat.
Meski aku tak bisa serta merta menghilangkan egoku, dari kalian aku banyak belajar tentang kehidupan. Bahwa Allah tak menakdirkan kita untuk sendiri. Ada banyak tangan-tangan mulia yang dengan ikhlas siap bersaudara karena-Nya. Dan aku percaya kalian adalah bagian dari tangan-tangan mulia yang telah hadir dalam perjalananku.
Hari ini kalian telah berjalan di garis kalian masing - masing. Jadi apapun kalian nanti, semoga kalian tetap tangan-tangan mulia yang telah ditakdirkan Allah mengapit jari- jemariku. Walau lagi-lagi karena egoku garis kalian ada yang sempat kabur. Maafkan aku, sekali lagi maafkan aku.
Buat Yuni, maafkan aku. Jangan marah pada-Nya jika kau menyesali titik itu, marahi saja aku. Tapi ku harap setelah kau memarahiku, tanganmu masih mau meraih jari-jemariku karena-Nya.
Buat Destri, Jazakillah teh sudah menularkan efek narsis. Jika bukan lewat kau, mungkin fotoku selamanya hanya mode KTP, :D

Buat Muna, lewat kau aku percaya ada Bapak-bapak yang gaul, yang nyata, bukan di tivi saja. Salam buat Bapak.
Buat Syifa, jujur ya, ssssst...........karena kependiamanku inilah, konon aku tak mudah bergaul dengan orang-orang _MU_(baca: emyu.....), malah entah kenapa di beberapa waktu aku lebih nyuporteri rival-rivalnya MU. Apalagi sama orang-orang yang Bapakku lebih duluan kenal, susah euy. Tapi ya nggak tahu kenapa sama dikau aku enjoy-enjoy aja, mungkin jodoh kali yak? hahaha
Buat kalian, tulisan ini ku buat dengan kesadaran yang sesadar-sadarnya, meski nyamuk-nyamuk sudah mulai ronda dan tinggal rembulan teman setia, aku tak dalam keadaan setengah tidur kok! Ya itu tadi, karena suara kenthongan si Mosquito yang cetar membahana. -_- Eh, nggak ding. Sejujurnya malam ini sunyi, cuma suara kipas si Hitam yang menemani, entah ada rembulan atau nggak di langit sono, #soalnya atapnya nggak transparan jadi nggak bisa lihat langit, :D
Tapi ku yakin rembulan akan tetap bertengger di langit hati kalian, Sahabat.
Semoga seperti apa yang selama ini kita gaungkan, Persahaban Illahi, semoga persahabatan kita abadi hingga ke Syurga.

*Aku tak akan post tulisan ini di Facebook, Twitter, atau smsin link ini supaya cepet-cepet kalian baca. Biar kalian yang menemukannya. Entah itu sekarang, besok, lusa, bulan depan, tahun depan, 5 tahun lagi, 10 tahun lagi, atau bahkan sampai ending nggak ada satupun dari kalian yang baca, peduli amat -_-#aduh egonya keluar lagi. Nggak.... kalau yang ini bercanda, hihihi

Setidaknya sebelum saat itu tiba aku telah jujur dan bahagia menuliskan ini, agar jadi pengingat untuk generasi setelahku, bahwa aku pernah hidup dan memiliki Sahabat seperti kalian yang begitu berharga. Alhamdulillah....
#semoga jika memang kalian ditakdirkan untuk membaca ini, intonasinya akan sama seperti saat aku menuliskannya, biar nggak salah makna. hihihii...


tepiskan hal yang berbeda
agar kisahmu teramat panjang
simpan rapi harapan
berkawan selamanya.......
Cinta Berkawan karena sehati dalam kasih Illahi........
-Edcoustic_Cinta Berkawan-

0 komentar:

Posting Komentar

Kawan, mohon komentar santunnya, untuk perbaikan ke depan ^^

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com